Foto: Nujumuddin
Mataram, NTB, 21 Januari 2025– Hasil penelitian terbaru yang dilakukan oleh Nujumuddin, kandidat Doktor Lingkungan Hidup Universitas Brawijaya, mengungkap kondisi memprihatinkan kualitas air sumur gali di Kecamatan Sekarbela, Kota Mataram. Hampir seluruh sumur gali di wilayah tersebut tercemar dan tidak layak konsumsi.
Penelitian menunjukkan tingginya tingkat kekeruhan air, mengindikasikan adanya partikel tersuspensi yang mencemari sumber air. Lebih mengkhawatirkan lagi, terdeteksi pencemaran bakteri Escherichia coli (E. coli) di semua lokasi pengambilan sampel. Tingkat pencemaran tertinggi ditemukan di klaster industri tahu, mencapai 18.690 MPN/100 ml – jauh melampaui baku mutu yang ditetapkan yaitu 0 MPN/100 ml. Kondisi ini diperparah dengan pernyataan Kepala Dinas Kesehatan Kota Mataram yang tidak merekomendasikan konsumsi air sumur gali tersebut, bahkan setelah direbus.
Nujumuddin menjelaskan, porositas tanah di Sekarbela menjadi faktor utama penyebab pencemaran. Limbah organik dari aktivitas domestik seperti memasak dan mandi dengan mudah meresap ke dalam tanah dan mencemari air sumur. Industri tahu teridentifikasi sebagai sumber pencemaran signifikan, namun investigasi lebih lanjut diperlukan untuk mengidentifikasi sumber pencemaran lainnya, seperti sistem pembuangan limbah yang buruk dan pengelolaan sampah yang tidak memadai.
Untuk mengatasi masalah ini, Nujumuddin merekomendasikan pendekatan multisektoral yang terintegrasi. Langkah-langkah yang perlu dilakukan meliputi peningkatan sanitasi lingkungan, perlindungan sumber air tanah melalui pembangunan sumur resapan dan penanaman vegetasi, serta penggunaan teknologi pengolahan air sederhana dan terjangkau di tingkat rumah tangga. Pemantauan kualitas air secara berkala, edukasi masyarakat, dan penegakan hukum terhadap industri yang membuang limbah sembarangan juga sangat penting untuk memastikan keberhasilan upaya penanggulangan pencemaran.
“Kualitas air sumur gali di Sekarbela sangat memprihatinkan dan memerlukan tindakan segera,” tegas Nujumuddin. “Pendekatan terintegrasi yang melibatkan pemerintah, masyarakat, dan industri sangat krusial untuk mengatasi masalah ini dan melindungi kesehatan masyarakat.” Pemantauan berkelanjutan dan evaluasi program menjadi kunci keberhasilan upaya jangka panjang. (Adb)