Foto Istimewa/Khusus
Jakarta, 21 Mei 2025 – Peringatan 27 tahun Reformasi 1998 tak hanya menjadi ajang nostalgia. Di Hotel JS Luwansa, Jakarta Selatan, suara lantang aktivis lintas generasi – dari era 60-an hingga generasi Z – menyuarakan tuntutan transformasi ekonomi yang sejajar dengan kemajuan demokrasi politik. Acara sarasehan bertajuk “Demokrasi Politik Menuju Transformasi Demokrasi Ekonomi” ini menghadirkan tokoh-tokoh berpengaruh seperti Hariman Siregar (aktifis Malari), Syahganda Nainggolan, Jumhur Hidayat, Rocky Gerung, Wakil Menteri Ketenagakerjaan Immanuel Ebenezer, dan Wakil Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal A Riza Patria.
Koordinator Fasilitator Sarasehan, Haris Rusly Moti, menekankan pentingnya pergeseran fokus dari sekadar demokrasi politik menuju keadilan ekonomi. “Demokrasi politik sudah kita raih, dengan segala kekurangan dan kelebihannya,” tegas Haris. “Namun, perjuangan belum usai. Kita harus mencari alur demokratisasi ekonomi yang berdampak nyata bagi rakyat Indonesia.”
Diskusi panel yang meriah menghadirkan beragam perspektif dari Rocky Gerung, Syahganda Nainggolan, Robertus Robet, Melki Laka Lena, Habiburokhman, Masinton Pasaribu, Feri Amsari, Ester Indahyani, Wahab Talahou, dan Salamudin Daeng, menunjukkan keberagaman pemikiran namun kesatuan tujuan: mewujudkan Indonesia yang adil dan makmur. Acara ini menjadi bukti nyata bahwa semangat Reformasi 98 terus menyala, menuntut perubahan yang lebih inklusif dan berkelanjutan. Bukan hanya perubahan politik, tetapi juga transformasi ekonomi yang mengangkat semua lapisan masyarakat.
Laporan: Jalal dan TIM
