
Teheran, Astawarta.com- Serangan Amerika Serikat (AS) terhadap tiga situs nuklir Iran—Fordow, Natanz, dan Esfahan—pada Minggu (22/6/2025), telah mengguncang dunia dan memicu kekhawatiran akan pecahnya konflik berskala besar. Presiden AS, Donald Trump, mengumumkan keberhasilan serangan tersebut melalui media sosialnya, menyatakan bahwa “Fordow sudah lenyap.” Namun, pemerintah Iran menegaskan kerusakan yang ditimbulkan tidaklah fatal.
Serangan ini menimbulkan reaksi keras dan memprediksikan balasan dari Rusia, China, dan Korea Utara (Korut), tiga negara yang juga memiliki senjata nuklir. Kishino Bawono, pengamat Hubungan Internasional dari Universitas Parahyangan, menyatakan dalam wawancara dengan Kompas TV bahwa ketiganya kemungkinan besar akan merespon serangan AS tersebut. Meskipun ketiga negara tersebut menginginkan penyelesaian damai, tetapi langkah-langkah apa yang akan mereka ambil masih menjadi misteri. Kekhawatiran muncul bahwa serangan AS ini dapat memicu perlombaan senjata nuklir yang berbahaya dan mengancam perdamaian dunia.
Ketegangan geopolitik yang semakin meningkat ini telah membuat dunia menahan nafas. Ketiga negara tersebut berpotensi mengambil tindakan balasan yang dapat memicu eskalasi konflik yang tak terkendali. Potensi dampaknya pun sangat mengerikan, mulai dari perang regional hingga ancaman perang dunia yang dapat mengakibatkan korban jiwa dan penderitaan yang tak terhitung jumlahnya bagi umat manusia. Situasi ini menjadi peringatan serius bagi seluruh dunia akan pentingnya diplomasi dan penyelesaian konflik secara damai untuk mencegah malapetaka yang lebih besar.
Peristiwa ini juga telah menyoroti kembali betapa rapuhnya perdamaian dunia dan betapa mudahnya sebuah tindakan dapat memicu konflik yang berpotensi menghancurkan peradaban manusia. Dunia internasional mendesak semua pihak untuk menahan diri dan mengedepankan dialog untuk mencegah terjadinya bencana kemanusiaan. Semoga bijaksana dan akal sehat dapat menang atas ambisi dan kepentingan politik yang sempit, agar tragedi kemanusiaan dapat dihindari. (TIM NPLO)