Foto Khusus/Dok
Jakarta, 7 Februari 2025 – Suasana tegang mewarnai kunjungan Leo Siagian, eks kader Demokrat dan penasehat PETIR (Pemuda Tri Karya) DPW Jakarta, ke gedung Jampidsus Kejaksaan Agung RI pada Jumat (7/2/2025). Didampingi Ketua PETIR Jesayas Sihombing, Leo ingin menemui Febrie Ardiansyah, Jampidsus, untuk menanyakan perkembangan laporan PETIR terkait dugaan kerugian negara sebesar 1,4 Trilyun yang disebabkan oleh First Resources. Laporan yang diajukan tahun lalu ini hingga kini belum ditindaklanjuti oleh Jampidsus.
Ketegangan meningkat saat Leo dan anggota TNI yang berjaga di ruang resepsionis Jampidmil terlibat adu mulut. Percekcokan bermula dari permintaan anggota TNI untuk melihat bukti chat WhatsApp Leo dengan Febrie. Leo menolak dengan tegas, menyatakan bahwa hal tersebut bukan urusan anggota TNI. Situasi nyaris memicu perkelahian fisik, namun berhasil dilerai oleh staf di ruangan tersebut.
Leo, yang dikenal sebagai aktivis senior dan eksponen angkatan ’66, menyatakan bahwa dirinya akan tetap menemui Febrie hingga ketemu, baik hari ini maupun esok atau lusa.
Peristiwa ini menyoroti ketegangan dalam upaya mendapatkan informasi dan keadilan, terutama terkait dengan laporan dugaan korupsi. Menarik dicatat bahwa Leo menyebut dirinya sebagai sepupu LBP dan Maruli Kasad, dua tokoh penting di TNI. Hal ini menimbulkan pertanyaan mengenai pengaruh dan leverage yang dimilikinya dalam kasus ini.
Keengganan Febrie Ardiansyah untuk menemui Leo dan Jesayas Sihombing juga menimbulkan pertanyaan mengenai motivasi dan transparansi dalam penanganan laporan tersebut.
Peristiwa ini sekali lagi menunjukkan pentingnya transparansi dan akuntabilitas dalam penanganan laporan dugaan korupsi, serta peran media dalam mengawasi kinerja aparat penegak hukum. (FJPK)